Everything has beauty, but not everyone can see.
Unknown



Negeri ini akan tegak berdiri sebagai bangsa berdaulat di mata dunia jika kita menerapkan prinsip Bung Karno: “Berdikari atau berdiri di atas kaki sendiri”. Membangun kemandirian salah satunya adalah dengan mencintai produk dalam negeri. Tanpa kebanggan terhadap produk dalam negeri, negara kita takkan bisa bersaing dengan negara lain. 
Inilah beberapa prestasi Indonesia hasil karya anak-anak bangsa yang membanggakan di mata Internasional :


1.    Seragam Serdadu NATO Diproduksi oleh PT Sritex, Solo, Jawa Tengah

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiOmt-xrQEqX-sB3Zs5QH59NAwNRbmR6OxU379CvYqDhFwug-6ZGxbns-_HYq0Ps_FblOUh_d7_akdm35jcygkh1oOPcc8MEPrru8fBtBIVQb3mm9ASd-ReN7gf-IBOlMBWU5nW40-F2lBQ/s1600/3seragam+nato.jpg

Mungkin anda tidak pernah menyangka bahwa bahwa seragam militer North Atlantic Treaty Organization (NATO) dibuat oleh anak bangsa. Puluhan hingga ratusan ribu anggota militer di sejumlah negara, baik Eropa, Amerika, dan Asia termasuk anggota militer dalam negeri, menggunakan seragam buatan pabrik tekstil yang berlokasi di Kabupaten Sukoharjo. Produk tekstil PT Sri Rejeki Isman (Sritex) ini diakui telah memenuhi standar NATO sehingga dipercaya memproduksi seragam militer anggota NATO. 

PT Sritex juga memproduksi seragam tempur, jaket, cover all, rompi, tenda, sepatu dan lain-lain. Perusahaan ini melayani pembuatan seragam militer untuk 25 negara, yakni: Indonesia, Australia, Brunei, Kamboja, Siprus, Inggris, Jerman, Kuwait, Lebanon, Nepal, Oman, Papua, Filipina, Qatar, Singapura, Somalia, Sudan, Swiss, Arab, Zimbabwe, Austria, dan Timor Leste. 


2.  Gamelan Menjadi Kurikulum Sekolah di Di New Zealand, Singapura, Amerika Serikat,  dan Jepang.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjbDVLjL3Xh3LARrzoRmjLaMK4f0fDSRvalLnmI_L88CM1IdoO-jo40Omx4J9dfcMnEXPM6951-aqmgjg5wene-idWCWT2dyGRXH38PoA1xk2ABeLtK5kapylwsVmUrLn5NPze-qCGu6oeq/s1600/4gamelan.jpg

Gamelan Jawa telah menjadi salah satu kurikulum tetap di New Zealand School of Music (NZSM) dengan kode mata kuliah PERF250 - Special Indonesian Gamelan berdasarkan kesepakatan kerjasama Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Wellington dengan NZSM pada tahun 1975. Kesepakatan ini ditindak-lanjuti dengan pemberian seperangkat gamelan Pelog oleh KBRI Wellington dengan status ‘pinjaman permanen’.

Festival Gamelan Dunia pertama diadakan tahun 1986 di Kanada. Setidaknya terdapat ratusan lebih kelompok ensambel dan studi gamelan di Amerika Serikat, belum lagi di negara lain. Menurut Rahayu Supanggah, penggagas Festival Gamelan Dunia tersebut, Singapura telah menjadikan gamelan sebagai mata pelajaran wajib di berbagai sekolah dasar pada hampir sebagian wilayahnya.

Di Amerika, gamelan Jawa sudah terkenal di berbagai universitas unggulan, seperti Universitas California di Berkeley (gamelan Kyai Udan Mas), San Jose University (gamelan Sekar Kembar), Lewis and Clark College (Kyai Guntur Sari), Michigan, Wiscounsin, Northern Illinois, Oberlin, Wesleyan, dan ratusan universitas terkemuka lainnya.

Di Jepang, gamelan sudah menjadi media ajar di berbagai universitas, seperti Tokyo University of Fine Art and Music dengan grup gamelannya yang bernama Kyai Lambang Sari, di Kuntachi College of Music (Gamelan Sekar Jepun), Dharma Budaya Osaka University, Hyogo University, Tokyo Osaka-Tohogakuen (semuanya college of music).


3.  Gucci dan Christian Dior Menggunakan Kain Tenun Asli Indonesia Sebagai Bahan Bakunya.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhIvW1THIrHTN7EPHYivod36j2nFP2D5VS7ztbXh_306HEc4kRcLahtp_r-Cz_W8PlohvppCqp2gnWHqMQquY3O3N0S6EYWuAFi2wB0XmMUO0qvVzItCwqBeZ0Doo1XwF2R5Xv4MnNEcZVk/s1600/5tenun+dior.jpg

Gucci ternyata menggunakan kain tenun asli Indonesia sebagai bahan bakunya. Tenun Indonesia telah dipercaya oleh pasar internasional. Tenun Indonesia dianggap sangat berharga karena handmade (buatan tangan). Itulah yang membuat brand internasional seperti Gucci mau bekerjasama dengan pengrajin tenun di Indonesia.

Namun yang sangat disayangkan justru antusiasme pasar domestik sendiri terhadap tenun tradisional masih rendah. Dahulu batik pun demikian. Namun sekarang, produksi batik telah berkembang sangat pesat.

Dan kini 2 rumah mode internasional, Gucci dan Christian Dior telah menggunakan tenun Indonesia untuk digunakan dalam produk mereka. Tenun merupakan hasil karya berupa kain yang dibuat dengan benang dan dimasukkan ke dalam pakan pada alat yang disebut lungsin. Dan tenun masih terbagi lagi menjadi songket, yang merupakan tenun dengan benang emas atau perak, kemudian ada ikat, dobel ikat, dan pakan.

Tentunya kita bangga melihat kain-kain asli Indonesia yang maha kaya dalam hal craftsmanship ini tampil di runway designer international mulai dari Milan, Paris, dan kini London. Dalam fashion week Spring tahun 2010, Frida Gianini dari rumah mode Gucci mengeluarkan koleksi cocktail dengan tema Tribal yang menggunakan Ikat (kain tenun dan motif tenun khas Indonesia terutama Sumbawa).

Bila desainer mancanegara saja bangga menggunakan kain ikat tenun untuk ragam fashion mereka, mengapa para designer dalam negeri tidak melakukan hal yang sama? Oleh karena itu tak perlu anda jauh-jauh berbelanja fashion ke luar negeri, sebab kenyataannya bahan baku fashion mereka justru berasal dari negeri kita sendiri.

4.  Tas ‘Bagteria’ Buatan Indonesia Terpampang Indah di Berbagai Etalase Mal-mal Kelas Atas di 32 Negara di Seluruh Dunia.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjaJs4O4viJmPQEeKdfL-uVsBpnqlIHQKnSXSXfFscKksRxK6XNO3pYZlrpyiX9eeGhSG-m_5x5gtrtGTroZ2tG8xw1IuTS5PQ3yloyNnEw7mw8WqLoi6haQwF8cr8h8DDqiZOvMW_jnkG5/s1600/6tas+bagteria.jpg

Tas merek ‘Bagteria’ merupakan hasil karya Nancy Go, warga Indonesia keturunan Brazil yang berhasil merambah kancah mode dunia dengan tas-tas cantiknya. Nancy bersama suaminya Bert Ng, memilih nama merek “Bagteria” yang terkesan global dan mengandung unsur humor. Hal tersebut sengaja dilakukan agar bisa memainkan citra produknya. Bagteria diharapkan terkenal seperti bakteri yang mewabah, menjadi ‘infeksi’ di seluruh dunia. Nancy den Bert mendirikan PT Metamorfosa Abadi, yang merupakan payung hukum Bagteria.

Di Eropa dan Amerika, merek Bagteria setaraf dengan Louis Vuitton, Chanel, atau Christian Lacroix. Public figure dunia yang mengenakan tas Bagteria ini antara lain Paris Hilton, Zara Phillips (cucu Ratu Elizabeth II), Emma Thomson, dan Audrey Tatou.

Bagteria memang menggunakan bahan baku yang unik seperti kristal swarovski, manik, payet, batuan semi-precious, hingga emas dan perak dalam ukuran milimeter semuanya dijahit secara teliti satu per satu. Selain itu bahan yang digunakan adalah bulu domba, kulit belut, piton, ostrich, kulit ikan salmon, dan gading mammoth. Bahan-bahan ini dipesan langsung ke Siberia, Islandia, dan Afrika. Nancy juga memanfaatkan bahan lokal, seperti kulit piton, kulit buaya, kerang, kayu, dan perak dari perajin Bali dan Yogya.
5.        Batik Indonesia Mendunia.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhL8f5UoscdWP3h04yy3avdInqNFwzUTWCbhlGyQbD9RhuIJHnocmM0EY4eVULZUIpj-nb7WVPJ-05ZaTjBsdFtwM7oBMPsErY4bhD8zEq0Gk6k_nsY67tK2U6iLDUC6qSKYnxvP1Fbbpne/s1600/10batik.jpg
Batik dengan segala keindahan coraknya telah lama memukau siapapun yang melihatnya. Tak bisa disangkal, batik sudah menjadi panutan dan membawa ciri khas Indonesia menjadi lebih dikenal diseluruh dunia. Dilihat dari sejarahnya, munculnya batik ini sudah ada sejak jaman kerajaan dahulu di Indonesia, dimana dahulu batik merupakan golongan dari kesenian atau kerajinan gambar diatas kain untuk pakaian yang menjadi salah satu kebudayaan keluarga kerajaan jaman dahulu, terutama di Jawa.
Batik menjadi semakin terkenal ketika batik milik ibu Presiden Amerika Serikat Barack Obama saat tinggal di Jakarta, menjadi koleksi di Museum Tekstil Washington. Pameran bertajuk “A lady found culture in its cloth: Barack Obama’s mother and Indonesian batiks” memberikan pengetahuan bagi pengunjung tentang sisi lain dari kehidupan Ann Dunham, ibu presiden AS ke-44 itu serta pekerjaaanya sebagai ahli anthropologi.
Seorang desainer batik, Nusjirwan Tirtaamidjaja, atau yang lebih dikenal dengan nama Iwan Tirta telah membawa nama Indonesia ke mata dunia. Karya-karya batiknya disukai dan telah dikenakan oleh beberapa kepala negara seperti Nelson Mandela, Ratu Elizabeth II, Ratu Sophie dari Spanyol, Ratu Juliana dari Netherland, bahkan Bill Clinton.
Di Amerika pameran batik bertajuk Indonesian Batik: World Heritage di KBRI Washington. Acara itu dihadiri puluhan tamu undangan, termasuk warga Amerika yang ingin mengenal batik lebih jauh. Pameran tersebut menampilkan sekitar 60 kain batik dari berbagai daerah di Indonesia, seperti Solo, Cirebon, Pontianak, dan lain-lain.
Claire Wolfowitz, isteri pejabat tinggi Amerika, Paul Wolfowitz, turut menghadiri acara peluncuran pameran itu. Ia menyebut batik sebagai seni yang indah, apalagi proses pembuatannya juga tidak mudah, sehingga harus lebih dihargai dan mendapat apresiasi. Apalagi dibutuhkan banyak waktu dan keahlian khusus untuk membuatnya. Ini membuktikan bahwa batik bukan hanya sekedar tekstil melainkan sebuah karya seni.

Semoga kita bisa makin mencintai negeri kita dan bangga dengan apa yang kita miliki. Begitu banyak kekayaan alam yang terkandung di dalam perut bumi ibu pertiwi. Karena ternyata produk buatan bangsa sendiri justru diakui oleh negara-negara di dunia. Sebagai bangsa, tentunya ada kebanggaan tersendiri ketika melihat karya anak bangsa begitu dihargai di mata dunia internasional.



0 Responses

Posting Komentar